Terakhir kali gerhana matahari total melintasi Indonesia adalah pada tahun 1995 atau sudah 21 tahun yang lalu. Itupun hanya melintasi Pulau Sangihe di utara Sulawesi. Berbeda dengan tahun 1995, pada tahun 2016 cakupan wilayah yang akan dilalui sangat luas. Diantaranya adalah Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Suasana ketika gerhana matahari total. |
Dengan status Indonesia sebagai tuan rumah dan luasnya cakupan wilayah yang akan dilalui. Maka sudah seharusnya kita menjadikan momentum ini untuk menyaksikan secara langsung suatu gerhana matahari total. Suatu fenomena alam yang paling mengesankan. Suatu pemandangan ketika sumber cahaya paling terang di muka bumi hilang meninggalkan langit hitam. Tentu itu semua tidak akan bisa terlupakan seumur hidup.
Namun suatu gerhana matahari total tidak akan terjadi secara tiba-tiba. Jika telah benar berada di jalur totalitas, maka kita akan melihat Matahari yang awalnya bulat sempurna mulai tertutupi oleh piringan bulan. Matahari pun akan terlihat seperti sebuah apel yang digigit di salah satu sisinya. Makin lama piringan bulan makin menutupi piringan matahari membuat pemandangan matahari sabit yang sangat eksotis.
Fenomena Ketika Gerhana Matahari Total
Seiring berjalannya waktu. Detik demi detik. Piringan bulan pun mulai menelan seluruh piringan matahari. Ketika proses menjelang hingga terjadinya gerhana matahari total ini kita akan melihat fenomena yang sangat langka. Fenomena yang tidak akan bisa ditemui jika bukan ketika gerhana matahari total. Seperti apa saja fenomena tersebut? Berikut diantaranya..Manik-manik Baily
Manik-manik Baily menjelang gerhana matahari total. Kredit: Fred Espenak. |
Manik-manik Baily atau Baily’s beads adalah fenomena yang akan terlihat pada 10-15 detik sebelum dan sesudah gerhana matahari total. Pada waktu itu piringan bulan hampir menutupi seluruh piringan matahari. Namun karena permukaan bulan yang tidak merata dipenuhi oleh bukit-bukit dan kawah-kawah. Maka cahaya matahari ada yang terhalangi dan ada pula yang masih diteruskan oleh permukaan bulan. Akibatnya pengamat di wilayah totalitas akan menyaksikan gumpalan-gumpalan cahaya pada piringan bulan. Istilah manik-manik Baily diberikan menurut nama Francis Baily yang pertama kali memberikan penjelasan terkait fenomena cahaya tersebut.
Cincin Berlian
Cincin berlihat menjelang gerhana matahari total. Kredit: Stephen Mudge. |
Cincin berlian terjadi setelah penampakan manik-manik Baily atau saat piringan bulan mulai menutupi seluruh piringan matahari. Ketika itu hanya akan tersisa satu manik-manik Baily di salah satu sudut piringan matahari. Sedangkan pada bagian piringan matahari yang lain bulan mulai menutupi sehingga korona pun mulai muncul. Pemandangan lingkaran korona yang redup dipadu oleh satu manik-manik Baily yang terang akan memunculkan suatu fenomena menyerupai cincin berlian. Fenomena ini akan berlangsung cepat sehingga perlu kejelian untuk bisa melihatnya.
Kromosfer dan Korona
Kromosfer dan korona adalah lapisan terluar dari Matahari. Pada situasi biasa kromosfer dan korona tidak akan bisa terlihat karena kalah terang oleh lapisan fotosfer dibawahnya. Ketika gerhana matahari total, seluruh lapisan fotosfer akan tertutupi oleh piringan bulan sehingga kromosfer dan korona pun bisa terlihat. Kromosfer akan terlihat sebagai lapisan tipis yang berpendar kemerahan menjelang sebelum dan setelah gerhana matahari total. Sedangkan kromosfer akan terlihat sepanjang gerhana matahari total sebagai lapisan redup yang mengelilingi piringan bulan.Prominensa atau Lidah Api
Kesempatan melihat lapisan kromosfer dan korona juga berarti kesempatan melihat segala aktifitas matahari di lapisan tersebut. Jika pada situasi biasa hanya mungkin melihat sunspot atau bintik matahari di lapisan fotosfer. Maka ketika gerhana matahari total memungkinkan untuk melihat prominensa atau lidah api di lapisan kromosfer hingga korona. Prominensa adalah suatu fenomena semburan massa matahari hingga menembus korona yang disebabkan meningkatnya aktifitas matahari. Oleh karena itu bisa atau tidak terlihat prominensa ketika gerhana matahari total sangat ditentukan oleh seberapa besar aktifitas matahari.Planet dan Bintang pada Siang Hari
Pada situasi biasa planet dan bintang tidak akan terlihat pada siang hari karena kalah terang dibanding cahaya matahari. Namun lain halnya ketika terjadi gerhana matahari total karena pada saat itu hanya cahaya redup korona yang akan mencapai permukaan bumi. Terang cahaya matahari ketika gerhana matahari total tidak akan lebih terang daripada terang cahaya bulan purnama. Sehingga planet-planet dan bintang-bintang pun akan bisa terlihat pada siang hari. Tentu merasakan malam dalam siang adalah suatu kesempatan yang sangat menakjubkan.Tingkah Aneh Hewan
Beberapa hewan memiliki kepekaan lebih terhadap cahaya. Dengan hilangnya terang cahaya matahari sepanjang gerhana matahari total, maka beberapa hewan pun akan merespon pergantian suasana ini. Jadi pada detik-detik akhir gerhana matahari total bisa jadi akan terdengar suara hewan malam seperti jangkrik dan lainnya. Beberapa hewan siang pun bisa jadi akan terlihat mencari sarang untuk pulang.Sumber : http://www.kalastro.xyz/2016/02/fenomena-yang-hanya-bisa-ditemui-ketika-gerhana-matahari-total.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar